会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 RI Impor Energi USD 40 Miliar Per Tahun, Kok Bisa? Ini Kata Bahlil!

RI Impor Energi USD 40 Miliar Per Tahun, Kok Bisa? Ini Kata Bahlil

时间:2025-05-25 09:00:29 来源:quickq客服电话 作者:百科 阅读:621次
Warta Ekonomi,quickq买了后怎么用 Tangerang -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan kondisi ironis sektor energi nasional: Indonesia harus mengimpor minyak dan gas bumi (migas) senilai USD 35 miliar hingga USD 40 miliar per tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Padahal, potensi sumber daya migas Indonesia masih sangat besar dan belum tergarap optimal.

“Di tahun 2024 lifting kita kurang lebih sekitar 580.000 barel dan konsumsi kita sekitar 1,6 juta barel dan impor kita setiap tahun untuk oil and gas menghabiskan kurang lebih sekitar 35 miliar sampai dengan 40 miliar,” ungkap Bahlil The 49th IPA Convention di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).

RI Impor Energi USD 40 Miliar Per Tahun, Kok Bisa? Ini Kata Bahlil

RI Impor Energi USD 40 Miliar Per Tahun, Kok Bisa? Ini Kata Bahlil

Bahlil mengungkapkan, situasi ini berbanding terbalik dengan masa keemasan sektor migas nasional di era 1996/1997. Kala itu, Indonesia memproduksi 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari dengan konsumsi hanya sekitar 500.000 barel per hari.

RI Impor Energi USD 40 Miliar Per Tahun, Kok Bisa? Ini Kata Bahlil

Baca Juga: Lifting Migas Masih Seret, Bahlil: Kami Terpaksa Bertindak di Luar Kelaziman!

RI Impor Energi USD 40 Miliar Per Tahun, Kok Bisa? Ini Kata Bahlil

“Bahkan sempat 40% pendapatan negara kita itu tergantung dari oil and gas,” katanya.

Atas kondisi itu, Bahlil menyebut sebetulnya cadangan migas RI masih besar. Hal ini didukung oleh 128 cekungan hidrokarbon di mana baru 60 cekungan yang dimonetisasi.

Pemerintah bakal melelang sebanyak 60 Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas dalam kurun waktu dua hingga tahun ke depan."Kami umumkan bahwa masih ada 60 wilayah kerja yang kita akan tenderkan pada waktu 2-3 tahun ke depan," tambahnya. Upaya ini juga selaras dengan target lifting 1 juta barel minyak di tahun 2029-2030.

Bahlil juga menyoroti sejumlah wilayah kerja yang sudah memiliki Plan of Development (POD), namun mangkrak alias belum dikembangkan. “Ada 10 WK yang sudah dapat POD tapi tidak dijalankan. Padahal, kapasitas produksinya bisa mencapai 31.000 barel. Ada juga 17 POD dengan potensi produksi 360 juta barel minyak dan 18.000 bcf gas yang belum dijalankan,” bebernya.

Baca Juga: Bernilai USD 600 Juta, Bahlil Sebut Forel dan Terubuk Proyek Migas Asli Indonesia

Untuk mengatasi stagnasi tersebut, Bahlil menyebut pemerintah sedang melakukan reformasi besar-besaran, termasuk penyederhanaan regulasi dan penyesuaian skema fiskal. “Kami tidak lagi ribut soal gross split atau cost recovery. Yang penting IRR-nya ekonomis, minimal 13 persen sampai 17 persen,” kata dia.

Bahlil juga menyatakan akan bersikap tegas terhadap kontraktor kerja sama (KKKS) yang tidak serius mengembangkan wilayah kerjanya. “Kalau 5 tahun tidak jalan, sesuai UU kita tarik kembali ke negara dan ditawarkan ke pihak lain. Ini berlaku tanpa pandang bulu, baik swasta maupun BUMN,” tegasnya.

(责任编辑:娱乐)

相关内容
  • Ramai Tren Makeup 'Plum Girl Spring' ala Hailey Bieber, Apa Itu?
  • Ancaman Hukuman Suami KDRT Istri Hamil Diperberat, Polres Tangsel: Petunjuk Jaksa
  • FOTO: Menyambut Festival Salju dan Es Harbin di China
  • Bongkar Sindikat Pengoplosan Gas Elpiji, Polisi Amankan Lima Orang
  • Anies Tak Hadir di Munajat 212, Alasannya ' Top'
  • Gift Bag Golden Globes 2025 Bernilai Rp16,2 M, Intip Isinya
  • Jokowi Bantah Pelantikan 3 Wamen Baru Merupakan Bagi
  • Rencana Sidang Kabinet Perdana di IKN, Jokowi Tunggu Menteri Pulang dari Paris
推荐内容
  • Debat Gibran vs Mahfud MD, Fakta
  • Sebagai Inspektur Upacara, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan Merayakan HUT RI ke
  • Mas Dhito Buka Peluang Pertukaran Pelajar dan Beasiswa Bagi Siswa Boarding School
  • Viral Pesepeda Lansia di Bekasi Jadi Sasaran Jambret, Polisi Cek TKP
  • Besok, SYL Diperiksa Dugaan Pemerasan oleh Firli Bahuri
  • Banyak Terima Aduan, Mas Dhito Ajak Masyarakat Berantas Pungli di Dunia Pendidikan